KOTO NAN GODANG DI MASA PDRI
Di saat penjajah Belanda melakukan agresi militernya kedua di akhir tahun 1948 Payakumbuh dan 50 kota tak luput dari serangan mereka. Untuk mengantisipasi serangan Belanda Agar tidak memakan korban maka di perintahkanlah masyarakat Koto Nan Godang mengungsi ke Nagari Batu bolang. dan aset yang ada di koto Nan Godang di bumi hanguskan agar tak dapat di pergunakan oleh Belanda. Tengah malam turun perintah dari komandan pasukan mobil teras(PMT) Mardisoen kepada dua orang anggotanya untuk membakar rumah kecuali sarana ibadah. berangkatlah dua orang anggota PMT malam itu melaksanakan tugas komandannya. namun hanya satu orang yang kembali kekesatuan dengan selamat karena salah satu tewas di sergapan Belanda paginya. jembatan batang Lampasi dan tembok jua di payolinyam di putus untuk menghambat laju Belanda menuju arah Tanjung Pati. Disini juga sempat terjadi kontak senjata antara Belanda dan tentara Marapi dengan bantuan pejuang PMT. Belanda di sergap dari tiga penjuru,hanya satu orang tentara Belanda yang selamat dari serangan ini.
Daerah ini menjadi daerah yang sering terjadi kontak senjata antara pejuang dan tentara Belanda. dan di beberapa sudut kampung di Koto Nan Godang juga terjadi peristiwa tragis akibat pengkhianatan anak bangsa ini. di masjid Balai jariang pejuang di tembak Belanda di masjid Taruko siap subuh delapan orang pemuda di eksekusi Belanda di batas Koto Baru Payobasuang. Jembatan Ratapan Ibu menjadi saksi tragis pejuang bangsa ini menjadi korban penghianatan anak bangsa juga.Namun sayang sekarang seakan hilang di telan bumi seiring mulai berpulangnya para saksi sejarah di panggil menghadap Illahi.
loading...
KOTO NAN GODANG DI MASA PDRI
Reviewed by syafrizal ambo
on
09.25
Rating:

Tidak ada komentar: