Resiko Pembukaan Perkebunan Sawit
![]() |
foto wilkipedia |
Kelapa Sawit,tanaman yang berakar serabut layaknya kelapa yang banyak tumbuh di negeri ini. Tanaman ini pertaman kali di bawa ke Indonesia pada tahun 1848 oleh Pemerintah Hindia Belanda. dan di tanam di Kebun raya Bogor sekarang.
Pada tahun 1870 di tanam di pinggir jalan di Deli Sumatera Utara sebagai tanaman hias.Baru pada tahun 1911 di tanam untuk komersil di daerah Sumatera Utara,Aceh dan bahkan sampai ke Himalaya,seperti i tulis wilkipedia tentang kelapa sawit ini.
Semenjak kelapa sawit mulai tumbuh di negeri ini Sumatera merukan tapakan awal perkebunan buah yang menghasilkan minyak ini. Sampai hari ini sudah tidak terhitung lagi hektarnya lahan sawit di Sumatera. Tiap provinsi sudah memiliki nkebun sawit. Baik yang di kelola masyarakat,swasta atau pemerintah.
Hutan hutanpun mulai beralih fungsi menjadi perkebunan sawit. Jika kita melihat di provinsi Riau akan terbentang hamparan perkebunan sawit. Saati ini sudah mulai merambah ke Limapuluh Kota daerah tetangga Riau.
Hutan dan lahan tidur di Limapuluh Kota mulai di tanami sawit. Bahkan salah satu PTP Nusantara yang ada di daerah ini beralih dari karet ke sawit.
Dibalik maraknya pembukaan kebun sawit,ternyata tanaman ini memiliki dampak negatif yang cukup tinggi.
Dampak negatif yang terungkap dari aktivitas perkebunan kelapa sawit diantaranyai:
- Persoalan tata ruang, dimana monokultur, homogenitas dan overloads konversi. Hilangnya keaneka ragaman hayati ini akan memicu kerentanan kondisi alam berupa menurunnya kualitas lahan disertai erosi, hama dan penyakit.
- Pembukaan lahan sering kali dilakukan dengan cara tebang habis dan land clearing dengan cara pembakaran demi efesiensi biaya dan waktu.
- Kerakusan unsur hara dan air tanaman monokultur seperti sawit, dimana dalam satu hari satu batang pohon sawit bisa menyerap 12 liter (hasil peneliti lingkungan dari Universitas Riau) T. Ariful Amri MSc Pekanbaru/ Riau Online). Di samping itu pertumbuhan kelapa sawit mesti dirangsang oleh berbagai macam zat fertilizer sejenis pestisida dan bahan kimia lainnya.
- Munculnya hama migran baru yang sangat ganas karena jenis hama baru ini akan mencari habitat baru akibat kompetisi yang keras dengan fauna lainnya. Ini disebabkan karena keterbatasan lahan dan jenis tanaman akibat monokulturasi.
- Pencemaran yang diakibatkan oleh asap hasil dari pembukaan lahan dengan cara pembakaran dan pembuangan limbah, merupakan cara-cara perkebunan yang meracuni makhluk hidup dalam jangka waktu yang lama. Hal ini semakin merajalela karena sangat terbatasnya lembaga (ornop) kemanusiaan yang melakukan kegiatan tanggap darurat kebakaran hutan dan penanganan Limbah.
- Terjadinya konflik horiziontal dan vertikal akibat masuknya perkebunan kelapa sawit. sebut saja konflik antar warga yang menolak dan menerima masuknya perkebunan sawit dan bentrokan yang terjadi antara masyarakat dengan aparat pemerintah akibat sistem perijinan perkebunan sawit.
- Selanjutnya, praktek konversi hutan alam untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit seringkali menjadi penyebab utama bencana alam seperti banjir dan tanah longsor
Dampak negatif terhadap lingkungan menjadi bertambah serius karena dalam prakteknya pembangunan perkebunan kelapa sawit tidak hanya terjadi pada kawasan hutan konversi, melainkan juga dibangun pada kawasan hutan produksi, hutan lindung, dan bahkan di kawasan konservasi yang memiliki ekosistem yang unik dan mempunyai nilai keanekaragaman hayati yang tinggi (Manurung, 2000; Potter and Lee, 1998).
Masihkan kita membutuhkan konversi hutan untuk menjadi kebun sawit mengingat dampak negatif yang munculkannya begitu banyak bahaya dan jelas-jelas mengancam keberlangsungan lingkungan hidup? Sebuah pertanyaan untuk kita permenungkan demi kelangsungan dan keseimbangan alam serta penghuninya. ( https://adekrawie.wordpress.com/2007/07/27/dampak-ekologi-dan-lingkungan-akibat-perkebunan-sawit-skala-besar/ )
sementara itu dampak negatif lainnya dari pembukaan sawit yang pernah di alnsir media online nasional
1. Kerusakan ekosistem hayat
Kelapa sawit bukan merupakan ekosistem hayati sebagaimana hutan. Hewan-hewan yang bisa hidup di perkebunan kelapa sawit pun rata-rata hanya hewan perusak tanaman, seperti babi, ular, dan tikus. Dibanding, kelapa sawit, hutan jauh lebih penting keberadaanya.
Kelapa sawit bukan merupakan ekosistem hayati sebagaimana hutan. Hewan-hewan yang bisa hidup di perkebunan kelapa sawit pun rata-rata hanya hewan perusak tanaman, seperti babi, ular, dan tikus. Dibanding, kelapa sawit, hutan jauh lebih penting keberadaanya.
2. Pembukaan lahan dengan cara dibakar
Meskipun sudah dilarang, faktanya pembukaan lahan seringkal dilakukan dengan cara tebang habis atau (land clearing). Seperti yang terjadi di Jambi sekarang ini, kabut asap yang menyelimuti kota, akibat pembakaran hutan untuk alih fungsi lahan kelapa sawit.
3. Kerusakan unsur hara dan air dalam tanah
Peneliti lingkungan dari Universitas Riau, Ariful Amri Msc, pernah meneliti kerusakan tanah karena perkebunan kelapa sawit. Penelitian itu menyimpulkan bahwa, dalam satu hari satu batang pohon sawit bisa menyerap 12 liter unsur hara dan air dalam tanah.
4. Munculnya hama migran baru yang sangat ganas
Hama migran ini, muncul karena ekosistem yang terganggu. Jenis hama baru ini akan mencari habitat baru akibat kompetisi yang keras dengan fauna lainnya. Ini disebabkan karena keterbatasan lahan dan jenis tanaman akibat monokulturasi.
5. Terjadinya konflik horiziontal dan vertikal antarwarga
Medio 2014 silam, beberapa warga di Kalimantan bentrok dengan aparat lantaran tanah mereka akan dialihfungsikan menjadi perkebenunan sawit. Selain itu ada pula konflik antarwarga yang menolak dan yang menerima masuknya perkebunan sawit.
Medio 2014 silam, beberapa warga di Kalimantan bentrok dengan aparat lantaran tanah mereka akan dialihfungsikan menjadi perkebenunan sawit. Selain itu ada pula konflik antarwarga yang menolak dan yang menerima masuknya perkebunan sawit.
6. Bencana banjir dan kekeringan
Selanjutnya, praktek konversi hutan alam untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit seringkali menjadi penyebab utama bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Bahkan di musim kemarau tak ayal wilayah itu akan mengalami kekeringan, karena sifat dari pohon sawit yag menyerap banyak unsur hara dan air dalam tanah.
Selanjutnya, praktek konversi hutan alam untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit seringkali menjadi penyebab utama bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Bahkan di musim kemarau tak ayal wilayah itu akan mengalami kekeringan, karena sifat dari pohon sawit yag menyerap banyak unsur hara dan air dalam tanah.
Demikian banyaknya dampak buruk dengan adanya kelapa sawit bagi Indonesia. Lalu, yang jadi pertanyaan, mengapa pemerintah Indonesia masih dengan gampang memberikan perijinan bagi perusahaan-perusahaan baik luar maupun dalam negeri untuk membuka lahan perekebunan kelapa sawit. ( http://citizen6.liputan6.com/read/2335106/6-fakta-mengerikan-mengapa-indonesia-sebaiknya-tak-menanam-sawit
loading...
Resiko Pembukaan Perkebunan Sawit
Reviewed by syafrizal ambo
on
11.37
Rating:

Tidak ada komentar: